Jumat, 25 November 2011

Kronik Politik: Lahirnya PNI


Hari ini, 82 tahun yang lalu, Perserikatan Nasional Indonesia atau PNI secara resmi dinyatakan berdiri di Bandung. Pada Mei 1928, Perserikatan Nasional Indonesia makin menegaskan perjuangan politiknya dengan mengubah nama menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI). Ia mengisi kekosongan dalam gerakan nasionalis di Hindia Belanda pasca pelarangan PKI oleh pemerintah kolonial akibat perlawanan 1926/1927 yang gagal.
Berdirinya PNI bisa dianggap sebagai salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Diakui atau tidak, PNI menjadi salah satu partai yang sangat berpengaruh dalam sejarah politik di Indonesia. 
PNI dengan sedemikian rupa --meminjam istilahnya Robert Elson-- menjadi hulu utama dari arus besar kelompok nasionalis di Indonesia. Jejaknya bahkan masih bisa diendus hingga Pemilu 2009 dengan keberadaan sejumlah Partai yang mendaku sebagai "anak ideologis" PNI.
John Inglesson, dalam disertasinya yang sudah menjadi klasik, Jalan ke Pengasingan, menjelaskan PNI sebagai partai yang memilih menggunakan cara non-kooperasi dan pengorganisasian massa, partai politik yang beranggotakan orang-orang bumiputera, semata-mata mencita-citakan kemerdekaan politik, berpandangan kewilayahan dengan batas-batas yang meliputi seantero kekuasaan pemerintah Hindia Belanda dan berterusterang mengusung ideologi "nasionalisme yang sekuler". 
PNI mulai goyah kepemimpinannya saat Soekarno, Gatot Mangkuprojo dan Maskoen Soemadiredja ditangkap pada pengujung 1929 dan awal 1930. Kepemimpinan Mr. Sartono tak berhasil membuat PNI menjadi stabil dan akhirnya PNI dibubarkan pada 1931.
Bubarnya PNI --dan digantikan oleh Partindo-- menjadi akhir dari babak awal sejarah PNI. Ia bangkit kembali pasca Proklamasi dan kelak menjadi pemenang dalam Pemilu 1955. 1975, ia ber-fusi dengan Partai Demokrasi Indonesia, seperti halnya partai-partai Islam ber-fusi ke dalam Partai Persatuan Pembangunan.
Di era reformasi, nama PNI kembali mencuat dengan berdirinya beberapa partai yang terang-terangan menggunakan nama PNI lagi dan beberapa partai nasionalis yang mendaku sebagai penerus PNI. Salah satu yang terbesar di antara mereka semua adalah PDI-P.

KRONIK BERIKUTNYA ADALAH DEGRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

Tidak ada komentar:

Posting Komentar